• Hong!

    Cerita Wayang Golek Bandung Bandawasa Nitis

    Bukan Raden Bima kalau tidak keras wataknya. Ia kasar dalam berbicara, bahkan ketika menghadapi orang yang lebih tua sekalipun, tetapi hatinya sangat baik dan penuh kasih sayang. Ia menjadi utusan untuk menanyakan hak Pandawa atas kerajaan Astina.

    Resi Dorna menyatakan kesediaan pihak Kurawa untuk menyerahkan Astina kepada Pandawa, sesuai dengan amanat ayah Pandawa, yaitu mendiang Prabu Pandu Dewanata. Prabu Pandu menitipkan kerajaan pada kakaknya Prabu Destarata (ayah kurawa), dan kelak harus diberikan kepada Pandawa jika sudah cukup usia. Tetapi para kurawa, kata Resi Dorna, menginginkan tanah pengganti yang harus disediakan oleh Bima.

    Kakek Bima, Begawan Abiyasa, begitu mendengar cerita Bima sekembalinya dari Astina, segera menyadari bahwa permintaan Kurawa sebenarnya muslihat licik. Kurawa meminta Bima membuka hutan yang sangat angker dan berbahaya, dengan maksud agar satri Pandawa itu terbunuh. Sang Begawan dan Dewi Kunti (ibunya pandawa) segera meminta Bima mengurungkan niatnya membabat hutan Mertani.

    Bima pantang mengingkari kesanggupannya di depan Kurawa. Ia sudah bertekad bulat untuk membebaskan saudara-saudaranya dari kesengsaraan selama ini. Bima kemudian pergi untuk membuka hutan Mertani.

    Tapi mampukah Bima mewujudkan tekadnya? Kisah Bandung Bandawasa Nitis ini dibawakan oleh Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya, tak hanya berisi kisah lama, tetapi juga disisipi nilai-nilai spiritual yang dalam dan tentu saja banyoan-banyolan segar.

    Bagian Kahiji


    Bagian Kadua


    Bagian Katilu


    Bagian Kaopat


    Bagian Kalima


    Bagian Kagenep

    No comments:

    Post a Comment

    Semar

    Opini

    Dasamuka